Laman

Senin, 10 Desember 2012

Kanker Payudara


Bagi wanita, payudara merupakan salah satu organ yang penting, baik dari segi fungsi maupun estetika. Namun bagian paling sensual bagi wanita ini juga kerap menjadi momok mematikan terbesar di dunia, kanker payudara. Sayangnya, kasus ini meningkat setiap tahun.
Belum Ditemukan VAKSINNYA
Rafael Lozano, Msc, MD, profesor kesehatan dari Institute for Health Metrics and Evaluation , University of Washington mengatakan bahwa setiap tahunnya kasus kanker payudara meningkat 3.1 persen di seluruh dunia. Di antara beberapa jenis kanker payudara, HER2 adalah ancaman serius di Indonesia. Jumlah kasusnya mencapai sekitar 35 persen dari semua kasus kanker payudara.
“Kanker payudara sampai sekarang masih bertengger sebagai ‘pembunuh’ wanita terbesar baik di dunia maupun di Indonesia. Hingga kini belum ditemukan apa yang menjadi penyebabnya, yang ada hanya faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara. HER2 adalah kanker payudara agresif yang dikategorikan ‘ganas’,” papar DR.dr. Samuel J. Haryono, SpB, Onk , pakar bedah onkologi dari MRCCC Siloam Hospitals, Jakarta.
Kanker payudara muncul tanpa gejala. Tidak heran, para pasien baru memeriksakan penyakitnya jika sudah ada keluhan di stadium lanjut. “Kesadaran wanita untuk memeriksakan payudaranya secara berkala masih sangat minim. Sekitar lima puluh persen pasien baru memeriksakan sakitnya jika sudah ada keluhan. Bisa pada warna kulit, puting susu yang masuk ke dalam, atau cairan keluar dari puting susu. Pada kasus tersebut biasanya sudah menginjak stadium 3A-4 stadium . Maka sangat sulit untuk ditangani,” kata Samuel.
Penyebab pasti dari kanker payudara juga belum dapat dipastikan. Hanya faktor risiko yang bisa diketahui, seperti kapan pertama kali mengalami menstruasi, di usia berapa melahirkan , dan umur berapa menopause terjadi. Selain faktor-faktor tersebut, pemakaian KB dalam jangka waktu panjang dan suntik hormon dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. “Wanita yang memakai KB dalam jangka waktu lama tubuhnya akan terekspos hormon estrogen secara berlebihan. Estrogen menstimulasi sel-sel dari payudara untuk tumbuh dan membelah secara aktif. Maka kemungkinan sel DNA menjadi rusak akan semakin besar sehingga meningkatkan risiko perkembangan kanker payudara. Begitupula dengan suntik hormon yang sedang marak dilakukan. Walau diberikan dalam jumlah kecil, tapi kalau dilakukan secara terus menerus juga akan menimbulkan risiko yang sama dengan pemakaian KB,” ujar Samuel. Sebenarnya, seorang wanita memiliki faktor risiko tersebut, bukan berarti wanita tersebut pasti pasti akan menderita kanker payudara, melainkan ia hanya berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan yang lainnya.
Faktor-faktor risiko itupun bukanlah pemicu tunggal, tetapi juga dipengaruhi oleh hal lain seperti genetik dan riwayat penyakit. “Sel-sel kanker ibarat sebuah pohon dengan akar yang menjalar, serta cabang, daun dan buah yang rimbun. Mengetahui apa yang menjadi penyebab kanker payudara adalah sebuah proses yang panjang, karena proses sel berubah menjadi kanker bukan proses yang pendek, butuh belasan bahkan puluhan tahun untuk bisa menjadi kanker,” papar Samuel lagi.
Menyerang PEREMPUAN MUDA?
Belakangan, penelitian Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan sekitar 60 persen kasus kanker payudara justru terjadi pada wanita muda di negara-negara berkembang, dan separuhnya berakhir meninggal dunia. Walaupun jumlah kasus tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan dengan yang terjadi di negara-negara maju, namun penyakitnya lebih ganas karena berkembang dari ekspresi berlebihan Human Epidermal growth factor Receptor-2 . HER2 adalah protein yang ditemukan dalam setiap sel payudara yang normal untuk membantu pertumbuhan sel normal. Gen HER2 ditemukan pada DNA sel dan mengandung informasi untuk permbuatan protein HER2. Fungsinya adalah mengirimkan sinyal yang ‘memerintahkan’ sel untuk tumbuh dan membelah diri.
Pada kanker payudara dengan jenis HER2 positif , sel kankernya memiliki jumlah gen HER2 yang sangat banyak pada tiap sel. Kondisi ini disebut over-ekspresi protein HER2. Terlalu banyaknya jumlah protein HER2 menyebabkan sel kanker tumbuh dan membelah jauh lebih cepat.
Maka kanker dengan status ini akan mudah kambuh. Untuk itu, kanker payudara dengan HER2 positif disebut kanker payudara agresif yang cenderung lebih kebal dengan obat-obatan, radioterapi, dan kemoterapi. “Kanker dengan status HER2 positif akan mudah kambuh karena pembelahan sel yang sangat cepat dari normal. Jadi, jika seseorang sudah terdeteksi terkena kanker payudara, dianjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan status HER2-nya,” ujar Samuel.
Samuel menambahkan, jumlah pasien yang menderita kanker dengan status HER2 positif di Indonesia adalah satu dari empat sampai lima pasien dengan kanker payudara tahap akhir.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar